Persaingan Ketat, 4.650 Orang Berebut Jatah 439 Formasi PNS dan PPPK di Luwu Utara

ONLINELUWURAYA.CO, LUWU UTARA —Seleksi Kompetesi Dasar (SKD) bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Seleksi Kompetensi (SK) bagi Calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (CPPPK) Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Luwu Utara Tahun 2021 akan dilaksanakan pada 26 September – 4 Oktober 2021 mendatang.

Total 4.650 orang akan berebut 439 jatah formasi CPNS dan PPPK, dengan rincian 234 untuk tenaga guru, 146 untuk tenaga kesehatan, dan 59 untuk tenaga teknis. Tahun ini, seleksi dengan metode Computer Assisted Test (CAT) diperkirakan berlangsung ketat, selektif dan kompetitif.

 

Rincian dari 4.650 orang yang akan ikut Seleksi CPNS dan CPPPK adalah sebagai berikut: 3.030 orang dari formasi CPNS, 87 orang formasi CPPPK non Guru, dan 1.191 orang formasi CPPPK Guru. Untuk 3.030 CPNS akan melaksanakan ujian di Aula La Galigo Kantor Bupati Luwu Utara yang dilaksanakan mulai 26 September – 4 Oktober 2021.

Sementara 87 CPPPK non Guru akan melaksanakan ujian pada 4 Oktober 2021, juga di Aula La Galigo Kantor Bupati.

Kendati demikian, terdapat 342 CPNS akan melaksanakan ujian di luar wilayah Luwu Utara. Rinciannya, 3 orang ujian di Kendari, 5 orang di Mamuju, 7 orang di Palu, dan 327 orang ujian di BKN Kantor Regional Makassar. Peserta CPNS yang disebut terakhir telah melaksanakan ujian pada 7 September 2021.

“342 orang ini adalah pelamar CPNS Luwu Utara, tapi ujiannya di luar Luwu Utara,” kata Kepala BKPSDM, Nursalim, usai Rapat Persiapan Seleksi CPNS dan PPPK yang dipimpin Sekretaris Daerah Armiadi, Rabu (8/9/2021), di Ruang Rapat Sekda.

Sementara 1.191 orang dari PPPK Guru, jadwal dan lokasi ujiannya akan ditentukan kemudian. Mengingat formasi PPPK Guru adalah ranah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek).

“Kalau formasi PPPK Guru ditangani Kementerian Pendidikan. Ujiannya tetap di Masamba, lokasi ujian di sekolah yang akan ditentukan kemudian, dengan sistem ujian UNBK,” jelas Nursalim.

Ujian bagi PPPK Guru, kata dia, dibagi dua tahap, yaitu tahap pertama 1.015 orang, dan tahap kedua 176 orang.

Peserta Harus Mematuhi Standar Protokol Kesehatan COVID-19

Yang menarik, peserta seleksi CPNS dan PPPK tetap diwajibkan mematuhi protokol kesehatan COVID-19. Mengingat pelaksanaan seleksi tahun ini masih dalam suasana pandemi COVID-19, sehingga Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) BKN Pusat meminta Pemda Luwu Utara, dalam hal ini, panitia seleksi kabupaten, untuk ketat dalam penerapan protokol kesehatan.

Nursalim menyebutkan, peserta wajib memakai masker dua lapis (masker medis dan masker kain), wajib membawa hand sanitizer, dan wajib memperlihatkan hasil negatif COVID-19 melalui rapid antigen atau tes PCR.

“Kita juga siapkan ruangan tersendiri bagi peserta yang memiliki suhu tubuh di atas 37°C, tapi yang positif COVID-19 tidak diperkenankan ikut ujian,” beber dia.

Yang sedikit meringankan, tidak ada kewajiban peserta untuk membuktikan bahwa dirinya sudah divaksin.

“Kartu vaksinasi COVID-19 belum menjadi persyaratan peserta, kecuali di wilayah Jawa dan Bali. Kalau kita di sini belum dipersyarakatkan,” ungkapnya.

Sementara itu, Sekda Lutra, Armiadi, meminta semua panitia kabupaten yang terlibat dalam seleksi CPNS dan PPPK ini untuk segera mempersiapkan segala kebutuhan yang diminta, seperti Aula La Galigo sebagai pusat seleksi, agar tetap steril dan tidak boleh digunakan untuk kegiatan lain, tiga hari sebelum seleksi digelar.

“Untuk tenda dan kursi, Bagian Umum harus segera menyiapkan mulai 23 September, termasuk Dinas Kesehatan menyiapkan masker dan hand sanitizer cadangan, dan tetap menyiapkan mobil ambulance untuk mengantisipasi peserta yang mengalami gangguan kesehatan,” jelas Armiadi.

Masih kata Armiadi, untuk BPBD, wajib menyiapkan tangki tandon, lengkap dengan sabun, serta melakukan penyemprotan disinfektan setiap sesi ujian.

“Mohon kerjasama kita semua, karena yang akan ikut ujian nanti dari segala penjuru daerah,” harapnya.

Tak kalah pentingnya, Armiadi juga meminta untuk mewaspadai adanya praktek-praktek joki.

“Saya minta Dukcapil ketat dalam pemeriksaan KTP dan irish mata untuk mencegah joki. Kalau kita ketat, insya Allah, kita bisa menghindarinya,” pungkasnya. (LH)