ONLINELUWURAYA.CO, LUWU TIMUR —PT Vale Indonesia Tbk (“PT Vale”) berencana mewujudkan komitmen investasi sesuai amandemen Kontrak Karya, untuk merealisasikan proyek pembangunan pabrik pengolahan nikel di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
PT Vale bersama dua mitra kerja, yakni Taiyuan Iron & Steel (Grup) Co., Ltd (“Tisco”) dan Shandong Xinhai Technology Co., Ltd (“Xinhai”) telah menandatangani dokumen perjanjian kerangka kerjasama proyek (“PCFA”) untuk fasilitas pengolahan nikel di Sulawesi Tengah pada tanggal 24 Juni 2021.
Fasilitas pengolahan nikel di Sulawesi Tengah akan terdiri dari delapan lini Rotary Kiln-Electric Furnace (“RKEF”) dengan perkiraan produksi sebesar 73.000 metrik ton nikel per tahun beserta fasilitas pendukungnya.
Proyek Bahodopi meliputi Kontrak Karya PT Vale seluas 16,395 hektar di Blok 2 dan Blok 3 Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Proyek Bahodopi ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu proyek penambangan yang dilakukan oleh PT Vale dan pembangunan pabrik pengolahan atau smelter yang akan dilakukan oleh perusahan patungan yang dibentuk oleh PT Vale, Tisco dan Xinhai.
Saat ini, studi tahap akhir sedang dijalankan untuk memastikan kegiatan penambangan dapat dilakukan dengan aman, layak secara ekonomis dan memastikan ketersediaan pasokan material bijih nikel ke pabrik pengolahan.
Tahapan studi lanjutan juga sedang dijalankan oleh partner dan PT Vale untuk pembangunan pabrik pengolahan nikel beserta fasilitas pendukungnya di Sambalagi, Kabupaten Morowali.
Material bijih dari area penambangan di Bahodopi Blok 2 dan 3 akan diangkut menggunakan transportasi laut ke lokasi pabrik di Sambalagi. Proses pengurusan ijin lingkungan dan ijin-ijin lainnya saat ini sedang dilakukan.
Sementara di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, PT Vale mengelola area Kontrak Karya (KK) sebesar 20.286 hektar. Proyek tersebut terdiri dari dua yakni, proyek penambangan yang dilakukan oleh PT Vale dan pabrik pengolahan dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (“HPAL) yang akan dioperasikan oleh perusahaan patungan yang dibentuk oleh Sumitomo Metal Mining, Co. Ltd (“SMM”) dan PT Vale.
Pada area operasional tersebut, PT Vale akan menambang bijih limonit dengan kadar rata-rata 1,36% Ni dan produksi sebanyak 5,2 juta metrik ton basah per tahun yang selanjutnya diumpankan ke pabrik HPAL. PT Vale akan menambang bijih saprolit dengan kadar rata-rata 1,76% Ni dan produksi sebanyak 4 juta metrik ton basah per tahun.
Term-sheet Agreement antara PT Vale dengan SMM sedang difinalisasi bersama dengan detil perjanjian yang lain seperti Pembiayaan Proyek, Perjanjian Jual Beli Bijih, Perjanjian Penjualan Produk, Perjanjian Pemegang Saham.
Pada kedua proyek tersebut, PT Vale bersama mitra terus berusaha mempercepat proses perijinan dan kesiapan operasional untuk memastikan proyek akan berjalan aman dan sesuai aturan.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, secara khusus, Executive Project IMP Asia Africa, Frederico Coutinho Leal, Director Engineering IGP, Luiz Carlos de Oliveira, Director Mine Exploration, Kessel Godinho de Sa bersama Direktur PT Vale, Dani Widjaja beserta tim melakukan kunjungan ke Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara untuk melihat langsung kesiapan rencana pengembangan proyek. Kunjungan dilaksanakan dari tanggal 2 -5 November 2021.
Dalam kunjungannya tersebut, Frederico Coutinho Leal, Luiz Carlos de Oliveira, Dani Widjaja beserta tim melakukan kunjungan ke area rencana pelabuhan di Desa Bahomotefe, Kecamatan Bungku Timur, mengunjungi rencana pembangunan pabrik pengolahan di Sambalagi, Kecamatan Bungku Pesisir, overview rencana tambang dan infrastrukturnya di Blok Bahodopi, kunjungan ke area rencana test mining di Blok 3 Bahadopi. Serta melakukan peresmian kantor di area pelabuhan Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
Direktur PT Vale Indonesia Tbk, Dani Widjaja mengatakan, kedatangan Executive IGP ke Proyek Bahadopi dan Pomalaa tentunya ingin melihat secara langsung seperti apa area yang ada dibawah tanggungjawab keduanya.
“Proyek di Bahodopi dan Pomalaa feasibility studynya sudah hampir selesai. Saat ini proses perizinannya sedang diselesaikan. Kalau dari sisi teknis intinya bagaimana kita bisa menambang dengan baik sehingga proyek ini menjadi investasi yang menguntungkan. Kita perlu memberikan imbal hasil yang positiv untuk para pemegang saham kita,” katanya.
“Untuk Bahodopi kita sedang melakukan negosiasi komersial dengan para partner. Hal ini termasuk perjanjian-perjanjian mengenai kewajiban pemegang saham, termasuk ore supply agreement. Jadi PT Vale yang akan mengoperasikan pertambangan di Bahodopi maupun Pomala dan kita nantinya akan menyuplai bijih ke perusahaan pengolahan dalam bentuk Joint Venture (JV) dimana PT Vale akan memiliki saham,” ungkapnya. (Rls)