Kutu beras (Sitophilus oryzae L.) ialah sejenis kumbang kecil yang memakan biji-bijian seperti gandum dan beras. Meskipun terbilang tidak berbahaya, namun keberadaan kutu beras dinilai sangat mengganggu dan juga kutu yang ada pada beras dapat menurunkan kualitas beras.
Hama kutu beras bersifat kosmopolit atau tersebar luas diberbagai tempat di dunia. Kerusakan yang ditimbulkan oleh kutu beras ini termasuk berat, bahkan sering dianggap sebagai hama paling merugikan produk pepadian. Kutu beras bersifat polifa bubuk beras selain merusak butiran beras, juga merusak simpanan jagung, padi, kacang tanah, gablek, kopra, dan buturan lainnya.
Kerusakan yang diakibatkan oleh kutu beras dapat tinggi pada keadaan tertentu sehingga kualitas beras menurun. Biji-biji hancur dan berdebu dalam waktu yang cukup singkat, serangan hama dapat mengakibatkan perkembangan jamur sehingga produk beras rusak, bau apek yang tidak enak dan tidak dapat dikonsumsi. Akibat dari serangan kutu beras menyebabkan butir-butir beras menjadi berlubang kecil-kecil. Sehingga mengakibatkan beras menjadi mudah pecah dan remuk menjadi tepung.
Berdasarkan jenisnya, kutu beras terbagi atas beberapa klasifikasi yaitu Kingdom : Animalia, Filum : Arthropoda, Kelas : Insekta, Ordo : Coleoptera, Famili : Curculionidae, Genus : Sitophilus, Spesies : Sitophilus oryzae.
Ordo Coleptora termasuk kedalam golongan animalia, filum arthropoda, sub filum mandibulata, kelas insect, sub kelas pterigotadan. Ordo coleopteran diambil dari kata coeleoe yang berarti seludang dan pteron yang berarti sayap, maka dapat disimpulkan Coleptera adalah serangga yang memiliki seludang pada sayapnya.
Morfologi dan biologi Sitophilus oryzae L. imago muda berwarna coklat merah dan umur tua berwarna hitam. Pada kedua sayap depannya terdapat 4 bintik kuning kemerah-merahan (masing-masing sayar terdapat 2 bintik). Kumbang ini mempunyai moncong panjang, warna cokelat kehitaman dan kadang-kadang ada 4 bercak kemerahan pada elytranya, umur dapat mencapai 5 bulan.
Jika akan bertelur, kumbang betina membuat liang kecil dengan moncongnya sedalam kurang lebih 1 mm. Kumbang betina menggerek buturan beras dengan moncongnya dan meletakkan sebutir telur lalu lubang itu ditutup dengan sekresi yang keras. Masa kovulasi relatif lebih lama dibandingkan dengan hama gudang lainnya.
Telur kutu beras berbentuk oval berwarna kuning lunak dan licin bentuk ujung telur agak bulat dengan ukuran 0,7 mm x 0,3 mm. Kutu beras meletakkan telur di dalam butiran beras dengan terlebih dahulu membuat lubang menggunakan rostumnya, setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan kemudian ditutup denga suatu zat warna putih (gelatin) yang merupakan salivanya sehingga dari luar tidak kelihatan. Gelatin berfungsi melindungi telur dari kerusakan dan dimangsa oleh predator lainnya. Stadium telur 3 hari dalam satu hari dapat bertelur sebanyak 25 butir, perhari rata-rata kutu beras dapat bertelur sebanyak 4 butir.
Larva hidup dalam butiran tidak berkaki berwarna putih dengan kepala kekunin + kuningan atau kecoklatan dan mengalami 4 instar. Pada instar terakhir panjang larva lebih kurang 3 mm, setelah masa pembentukan instar selesai, larva akan membentuk kokon denga mengeluarkan ekskresi cairan ke dinding endosperm agar dindingnya licicn dan membentuk tekstur yang kuat. Larva dapat mengkonsumsi 25% berat bagian dalam hujan.
Pembentukan pupa terjadi dalam biji dengan cara membentuk ruang pupa dengan mengekskesikan cairan pada dinding liang gerak. Stadium pupa berkisar antara 5-8 hari. Imago yang terbentuk tetap berada dalam biji selama sekitar 2-5 hari, sebelum membuat lubang keluar yag relatif besar dengan moncongnya.
Imago dapat hidup cukup lama tanpa makanan selama 36 hari, imago dapat menghasilkan telur sekitar 300-400 butir selama satu siklus hidupnya. Siklus hidup hama kutu beras selama 30-45 hari pada kondisi optimum yaitu pada suhu 29oC, kadar air biji 14% dan pada kelembapan 70%. Imago dapat hidup cukup lama tanpa makan sekitar 36 hari.
Mengatasi Kutu Beras
Terdapat beberapa cara yang dinilai efektif untuk mengatasi masalah kutu beras, melalui cara alami dan juga dengan cara Insektisida.
Mengatasi Kutu Beras dengan Cara Alami
Untuk mengatasi masalah kutu beras secara alami dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Jemur di Bawah Matahari
Cara menghilangkan kutu beras yang paling mudah adalah dengan menjemurnya di bawah terik sinar matahari. Tuang beras yang ingin digunakan ke dalam wadah lebar ataupun koran, lalu ratakan seluruhnya. Jemur beras di tempat yang terkena sinar matahari, pastikan sinar matahari sedang terik-teriknya, sekitar pukul 11-14 siang. Pastikan di sekitar tempat menjemur beras tidak lembab atau pun basah. Jemur beras kurang lebih selama 15 menit atau hingga kutu keluar dari beras.
- Daun Salam
Daun ini cukup terjangkau dan tersedia dalam satu ikat banyak di pasar, dan supermarket. Beli beberapa lembar daun salam dan letakkan langsung di dapur atau lemari dapur dan laci sebagai cara menghilangkan kutu beras secara alami. Aroma yang dikeluarkan oleh daun salam berfungsi sebagai cara alami untuk membasmi kutu beras dan banyak serangga dapur lainnya.
- Cengkeh
Dengan mecampurkan cengkeh ke dalam butiran beras kutu beras dapat dicegah. Seperti daun salam, cengkeh juga memiliki aroma yang tidak disukai kutu. Namun, cara menghilangkan kutu beras yang satu ini agak berisiko karena bisa mengubah rasa dan kualitas beras. Untuk menghindari hal ini, Anda dapat meletakkan cengkeh di wadah terpisah dan letakkan di tengah butiran beras. Hal ini juga memudahkan ketika mengambil cengkeh saat kutu sudah keluar dari beras.
- Cuka
Anda dapat menyemprotkan cuka murni ke kutu beras yang masih hidup untuk membunuhnya, lalu biarkan hingga ia tak berdaya. Hati-hati menyemprot di dekat makanan karena rasa cuka akan mengubah rasa makanan itu. Cuka paling baik digunakan untuk tujuan pembersihan, seperti membersihkan barang-barang, serta hama-hama kecil seperti kutu beras.
- Air Sabun
Anda dapat membuatnya sendiri di rumah dengan mencampurkan 1 gelas air dengan 8-12 tetes sabun cuci piring. Aduk bersama lalu masukkan ke dalam botol semprot. Semprotkan larutan langsung ke kutu beras yang Anda temui atau gunakan untuk membersihkan produk lainnya yang dihinggapi hama. Campuran tersebut akan membunuh kumbang, larva, dan telur kutu beras. Dengan demikian, beras berkutu tak akan pernah dijumpai.
Mengatasi Kutu Beras dengan Cara Insektisida
Seiain dengan cara yang alami, untuk menyingkirkan hama kutu beras juga dapat dilakukan dengan cara insektisida menggunakan produk Silogud. sanitasi gudang dilakukan dengan membersihkan gudang secara berkala dan memastikan peralatan penyimpanan juga bebas dari hama. Gunakan produk SILOGUD dalam proses insektisida, yang merupakan cairan yang digunakan untuk sanitasi gudang penyimpanan komoditas pertanian. Kandungan aktif Metil Pirimifos pada produk ini akan memastikan berbagai jenis biji-bijian hasil panen bebas dari hama yang bisa mempengaruhi kualitas dan mutu, khususnya maaslah hama kutu beras.
Sanitasi dengan menggunakan SILOGUD harus dilakukan secara merata. Proses sanitasi juga dilakukan secara menyeluruh pada dinding, lantai, kemasan penyimpanan, alat yang digunakan seperti forklift, hingga area lingkungan di sekitar gudang. Metode yang dilakukan untuk sanitasi bisa menggunakan teknik spraying ataupun fogging.
Pada proses spraying atau semprot, Anda hanya perlu menggunakan 30 mili-liter larutan SILOGUD yang dicampur dengan 1 liter air untuk disemprotkan pada area 1 meter persegi. Sedangkan teknik fogging dilakukan dengan menggunakan cairan EFM (Eco Fogging Media) atau Water-based Fogging Agent dengan dosis yang dianjurkan. (dirman)