Walikota, Petani dan Mahasiswa Curhat ke Menristekdikti Lewat Teleconverence

ONLINELUWURAYA.COM,PALOPO — Walikota Palopo HM Judas Amir menggelar Teleconverence dengan Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir yang di dampingi Direktorat Jendral Kelembagaan Patdono Suwigno terkait beberapa program pemerintah yang masih menjadi kendala dan masih perlu pengembangan yang lebih.

Teleconverence yang dilaksanakan dihalaman kantor BPPKAD. Di depan Menristekdikti Walikota Palopo menyampaikan langsung beberapa hal diantaranya program pemerintah terkait siapa yang mau kerja apa dimana Judas Amir sangat berharap pihak kementrian dapat mendirikan sebuah lembaga distributor yang mampu menampung berbagi kegiatan pelatihan kepemudaan dimana pemkot Palopo akan menyiapkan anggaran tersebut, sehingga program siapa mau kerja apa bisa terlaksana dengan baik.

Hal lain yang menjadi focus diskusi Judas Amir melalui telecoverence tersebut program pelaut yang saat ini sudah ada 500 pelaut yang telah selesai menimbah ilmu dan status Perguruan tinggi Unanda yang hingga saat ini belum ada kejelasan. Serta bantuan mesin penetas ayam yang sangat dibutuhkan guna mempercepat proses pengembangan Program 1000 kandang. “ besar harapan kami kementrian dapat membantu untuk menyelesaikan beberapa hal terkait pengembangan kota palopo kedepan,” harap judas.

Bahkan beberapa masyarakat dan mahasiswa yang ikut dalam teleconference tersebut juga berkesempatan bertanya langsung dengan Menteri sekaitan dengan permasalahan mereka.

Seperti Sulfani ketua koptan salubattang yang menyampaikan terkait pertanian sagu dikota palopo yang masih sangat tertinggal, belum lagi proses penjualan dan budidaya sagu yang masih dilaksanakan dengan cara acara tradisional. “ kami berharap ada jalan keluar terkait budidaya sagu dan penjualannya termasuk bantuan mesin pompa air untuk dugunakan mengelolah sagu.Karena saat ini kami hanya menggunakan alat tradisional.” Ungkap Sulfani.

Perwakilan petani rumput laut Awaluddin, pada kesempatan itu menyampaikan lahan rumput laut yang saat ini dikelolah secara kelompok di wilayah wara selatan ada 40 ha, namun saat ini sudah sangat sulit baik dalam pengembangan maupun pada proses pengikat, belum lagi Karena kota palopo yang merupakan daerah dengan curah hujan tinggi sehingga proses pengeringan membutuhkan waktu lama.

Awaluddin berharap ada bibit unggul yang dapat mereka kembangkan dan ada tehnologi baru terkait cara mengikat rumput laut. “ besar harapan kami apa yang kami keluhkan ini dapat direspon pihak kementrian.

Lanjut Awaluddin, petani rumput laut juga sangat membutuhkan bantuan mesin pengering agar rumpu laut yang dikelolah dapat kering dengan cepat, selain itu bantuan perahu panen dan takkala pentingnya adalah proses pemasaran yang selama ini hanya bersentuhan dengan tengkulak sehingga harga rumput laut fluktuatif. “ kalau soal beras pemerintah menyiapkan Bulog, adakah yang bisa dilakukan terkait pemasaran dan pengembangan rumput laut,” harap Awaluddin.

Salah satu mahasiswa yang juga sempat melakukan teleconverence dengan Menrsitek Dikti mempertanyakan terkait beasiswa yang selama ini hanya diberikan kepada mahasiswa beprestasi atau mahasiswa yang di anggap kurang mampu, itupun dengan prosedur yang sangat berbelit belit. “ ada beberapa program beasiswa yang diprogramkan oleh beberapa lembaga swasta namun prosesnya berbelit belit, adakah jalan bagi kami mahasiswa agar dapat mendapatkan beasiswa tanpa melalui proses yang panjang,” ungkap perwakilan mahasiswa tersebut.(AL)