.ONLINELUWURAYA.COM, JAKARTA — Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Infantri Muhammad Aidi, mengatakan personil gabungan TNI – POLRI tela diterjunkan Satgas Penegakan Hukum untuk memburu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya , terduga dalang pembunuhan pekerja proyek di Nduga, Papua.
Ditegaskan operasi ‘pemburuan’ KKB Egianus saat ini sudah dilakukan oleh Satgas Gakkum yang merupakan personel gabungan TNI-Polri tersebut.
“Sejauh ini sudah berjalan operasi penegakan hukum,” jelas Aidi saat dihubungi, pemberita , Rabu (5/12) siang tadi.
Lanjutnya, Satgas Gakkum ini keberadaannya dua bulan lalu, saat peristiwa teror dan serangan dilakukan oleh KKB. Satgas ini diisi oleh kekuatan gabungan dari personel Polda Papua dan Kodam Cendrawasih.
“Sudah berjalan sejak rentetan kejadian pembantaian yang dilakukan oleh KKSB itu kita sudah membentuk Satgas Penegakan Hukum. Nah itu sedang berlangsung sampai sekarang,” jelasnya lagi.
Ditambahkan sejak peristiwa pembantaian warga sipil di Nduga, ada warga sipil dibantai termasuk anaknya, ada pesawat Trigana Air ditembaki, lalu menyusul ada kejadian di Mapenduma, nah di situlah kita bentuk Satgas Gakkum.
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) menyebut Egianus Kogoya saat ini masih bertahan di daerah Kabupaten Nduga. ” Hal ini sesuai dengan tanggung jawab militer Egianus selaku panglima daerah TPNPB untuk wilayah Nduga “.
Juru bicara TPNPB , Sebby Sambom via yang dirilis CNNIndonesia.com , di kutip kontributor JNN , Rabu (5/12) malam tadi. “Egianus di Mbua, Yigi, itu di Kabupaten Nduga ” .
Kabar ini juga mengatakan , KKB pimpinan Egianus Kogoya selama ini punya riwayat ‘gelap’ di Papua. Biodata tercatat yang ada, kelompok ini selalu melancarkan aksinya di wilayah Nduga.
Sebelum pembantaian (2018) para pekerja proyek jembatan di Distrik Yigi dan serangan ke Pos Yonif 755/Yalet, sudah ada beberapa serangan lain yang mereka lancarkan. Di antaranya penembakan di Bandara Kenyam, Nduga pada 25 Juni, serta penyekapan dan kekerasan seksual terhadap belasan guru dan paramedis di Distrik Mapenduma, Nduga pada 3-17 Oktober.
Kelompok Egianus juga ditengarai menjadi otak penyerangan terhadap pekerja Trans Papua di Kecamatan Mugi pada 12 Desember 2017.
Aksi kelompok ini juga pada pekerja proyek bernama Yovicko Sondakh tewas dan anggota Denzipur 10/KYD Prada Didimus Abidondifu yang berjaga di situs proyek luka berat akibat serangan tersebut.
Untuk itu, Aidi menerangkan Satgas Gakkum ini berfungsi untuk mempercepat penangkapan dan memberikan penegakan hukum bagi KKB yang berkeliaran di Papua.
” Karena ini kejadian besar, maka dibentuklah satgas untuk penegakan hukum agar lebih berjalan signifikan,” katanya lagi.
Meski demikian, Aidi enggan membeberkan berapa jumlah personel Satgas Gakkum yang dikerahkan untuk memburu dan menangkap kelompok Egianus.
” Di lapangan kita liat sendiri bahwa di Papua ada tindakan separatisme. Kalau sudah separatisme sebenarnya logikanya sudah menjadi ranah TNI. Tapi karena kondisi keamanan di Papua masih tertib sipil, maka mau tak mau kita dibatasi dengan aturan,” ungkapnya.
Seperti diketahui, penembakan yang dilakukan KKB terhadap para pekerja proyek PT. Istaka Karya pada 2 Desember 2018 sekitar pukul 15.30 WIT ,yang penembakannya terjadi di Kali Yigi dan Kali Aura, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga.
TPNPB pimpinan Panglima Daerah Militer Markodap III Ndugama, Egianus Kogoya sebelumnya sudah menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan pekerja proyek jembatan Kali Yigi dan Kali Aura serta penyerangan ke Pos Yonif 755/Yalet di Distrik Mbua.
Sedang Jubir TPNPB Sebby Sambon , membenarkan penyerangan dilakukan untuk mengusir proyek pembangunan infratsruktur di Papua. Mereka menganggap segala macam pembangunan merupakan bentuk lain penjajahan.(Pendam XVII/CNNI/JNN-NAS).