Rawan Kecurangan, Masyarakat Luwu Diminta Awasi Institusi Ini Selama Tahapan Pemilu

ONLINELUWURAYA.COM,LUWU —Dugaan kecurangan dalam proses pelaksanaan Pemilu ditengarai masih berpotensi tinggi terjadi di tahun 2019.

Hal itu memicu Bawaslu dan Pemda Luwu meminta masyarakat agar meningkatkan sistem pengawasan partisipatif.

Imbauan itu disampaikan Bawaslu Sulsel dan Bupati Luwu saat sosialisasi pengawasan partisipatif yang digelar Bawaslu Kabupaten Luwu di salah satu hotel di Belopa,Rabu (10/10/18).

Seperti yang disampaikan Koordinator Divisi Organisasi Bawaslu Sulsel, Hasmaniar Bachrun. Katanya, Bawaslu memang merupakan lembaga pengawasan Pemilu, namun demikian juga wajib diawasi masyarakat. “Kami juga perlu diawasi. Kita tidak ingin karir berarkhir di DKPP. Makanya, kami menjamin kenetralan dan integritas jajaran,” tutur Hasmaniar.

Siapa yang perlu diawasi selain Bawaslu? Hasmaniar menjelaskan bahwa termasuk kinerja jajaran KPU, perangkat desa, dan pejabat negara. Mereka ini dilarang mengeluarkan keputusan yang menguntungkan peserta pemilu.

“Pemilih juga harus hati-hati. Apalagi tim pelaksana atau tim kampanye peserta pemilu juga diawasi karena dengan tegas dilarang melalukan money politik,” tegasnya.

Menurut Hasmaniar, rendahnya partisipasi masyarakat juga disebabkan kurangnya pengetahuan tentang Pemilu. Makanya, sangat dibutuhkan peran forum warga. Melalui forum ini diharapkan siap untuk mengeduasi masyarakat tentang pemilu, baik biografi calon, peserta pemilu dan regulasi kepemiluan.

“Peserta pemilu, pemerintah, dan masyarakat harus berintegritas. Jika ini berjalan maka pemilu kita berjalan bagus dan juga kemajuan daerah ke depan akan lebih bagus,” harap Hasmaniar.

Sementara itu, Bupati Luwu, Andi Mudzakkar menegaskan bahwa kunci demokrasi itu adalah kepedulian.

“Makanya saya berharap agar penyelenggara berjalan jujur dan adil. Insya Alloh semua berjalan baik jika ini diwujudkan. Penyelenggara itu bukan cuma KPU dan Bawaslu tapi juga Pemda, TNI, dan Polisi. Semua harus jujur dan adil. Jangan harap Pemilu ini bagus jika semua unsur ini tidak bekerja jujur dan adil,” kata Cakka.

Mantan Calon Wakil Gubernur Sulsel ini juga menyebutkan bahwa jangan bermimpi bangsa dan khususnya pemilu mau bagus jika institusi ini tidak netral. Sebab, mereka ini sangat berpengaruh di masyarakat. Ini penting agar terwujud demokrasi yang berkualitas.

“Sekadar bahan pengawasan kita bersama, dulu kecurangan di desa, tapi saat ini ada di TPS dan kecamatan. Makanya ini perlu diawasi. Ini saya tahu karena saya juga mantan Caleg dan Cawagub. Jadi, mari kita awasi bersama dan bekerja dengan jujur dan transparan,” imbaunya.

Sistem sainte lague tambah Cakka, membuka peluang bagi semua partai untuk mendapatkan kursi di parlemen. Makanya, jangan bangga bagi yang incumben, sebab sebagai orang yang pernah menjabat pasti sudah punya cacat.

“Bagi saya, incumben paling 30 persen, 70 wajah baru. Yang dilihat pemilih sekarang adalah sikap dan rasa sosial kita. Bukan uang. Sudah banyak bukti, banyak uang tapi tidak terpilih.Mari kita berpikir bagus, berkata bagus, dan berbuat bagus agar daerah kita juga bagus. Janganlah kita saling mengelabui. Saya sampaikan, kalau mau lolos jadi caleg, jangan berniat gunakan cara curang. Gunakanlah suara murni dan asli. Yakinlah, anda akan terpilih.

Tentunya dengan bekerja melalui cara rajin bertatap muka dengan masyarakat,” saran Cakka. (*)