ONLINELUWURAYA.COM,LUWU — Dunia Pendidikan di Sulsel sangat prihatin terlebih lagi adanya puluhan murid kelas jauh Sekolah Dasar Negeri (SDN) 573 Pabbatang, di Desa Posi, Kecamatan Bua, Luwu yang hanya memiliki satu ruangan kelas, sehingga proses belajar mengajar bagi murid kelas I sampai kelas VI terpaksa digabung dalam satu ruangan.
Selain itu, sekolah yang masih beralaskan tanah serta berdinding papan kayu yang sudah lapuk ini juga hanya memiliki satu tenaga guru.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Sekolah SDN 573 Pabbatang, Muhammad Rafail saat wartawan meninjau sekolah tersebut pada Sabtu (18/11/2017).
Menurutnya, bahwa sekolah jauh yang sudah dibangun sejak 2003 ini tidak pernah mendapat bantuan dari pihak pemerintah, bahkan gedung sekolah yang terbuat dari kayu ini merupakan swadaya masyarakat sekitar.
“Beginilah kondisi gedung sekolah kelas jauh ini pak, bangunannya pun hanya merupaka swadaya dari masyarakat yang ada disekitar sekolah. Dindingnya kini sudah lapuk,” ungkap Muhammad Rafail.
Rafail melanjutkan bahwa sekolah jauh ini memiliki sedikitnya 20 murid yang terdiri dari kelas I hingga kelas VI, namun hanya memiliki satu tenaga pelajar, sehingga untuk proses belajar mengajar setiap hari terpaksa digabung dalam satu ruangan.
“Karena kita hanya punya satu ruangan kelas, sehingga proses belajar mengajar ke 20 siswa dari enam kelas ini terpaksa digabung dalam satu kelas,” lanjutnya.
Rafail menambahkan bahwa kelas jauh ini diadakan, karena sekolah induk SDN 573 Pabbatang sangat jauh dari perkampungan yang ada di Desa Posi, sehingga anak-anak yang ada di daerah tersebut tidak bisa sekolah di sekolah induk SDN 573 Pabbatang.
Muhammad Rafail berharap, pihak pemerintah segerah memberikan bantuan ruangan kelas di sekolah jauh tersebut, serta bisa memberikan tunjangan khusus kepada tenaga pengajar di sekolah itu. (AN)