ONLINELUWURAYA.CO, PALOPO — Salah satu pejabat pemkot Palopo mengeluarkan bahasa yang tidak sedap didengar. Pejabat tersebut Kasatpol PP Palopo Ade Chandra mengajak mahasiswa untuk “baku gesok”.
Dimana diketahui Baku gesok adalah bahasa daerah yang artinya ajakan untuk berkelahi atau saling bentrok.
Ade Candra mengucapkan kata-kata tersebut saat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi menuntut transparansi anggaran Covid-19 di Kantor Wali Kota Palopo, Kamis (9/7/2020).
Kasatpol PP Palopo ini nampak kesal menghadapi mahasiswa yang menyampaikan aspirasi.
“Keluar semuanya baku geso’ saja,” kata Ade Candra.
Jenderal Lapangan (Jendlap) Natho Hisbullah mengatakan, Pemerintah Kota Palopo otoriter.
Dalam sistem pemerintahan tak ada undang-undang yang mengatur, saat ingin menemui atau melayani masyarakat harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari wali kota.
“Apa susahnya untuk transparan ke masyarakat semua pengalokasian covid 19. Kita hanya ingin memastikan semua pengalokasian anggaran diperuntukkan untuk masyarakat umum,” bebernya.
Merespon aksi tersebut, Wali Kota Palopo Judas Amir, berencana mengundang seluruh perwakilan mahasiswa untuk membahas pengalokasian anggaran Covid-19.
Untuk diketahui, pemerintah Kota (Pemkot) Palopo telah menetapkan anggaran penanganan Covid 19 di Kota Palopo sebesar Rp17,9 Miliar.
Besaran dari anggaran ini diambil dari anggaran masing-masing Perangkat Daerah (PD) sebesar 50 persen. Adapun anggaran ini diperuntukan untuk tiga item. Seperti, penanganan kesehatan sebesar 60 persen, penanganan dampak ekonomi 31 persen, dan penanganan pengamanan 9 persen. (**)