Pemerintah Malaysia Saatnya Ambil Tindakan Tegas Terhadap Pelaku Kejahatan Lintas Negara

ONLINELUWURAYA.COM, MALAYSIA — Ketua Menteri Sabah, Datuk Seri Mohd Shafie Apdal, saatnya Pemerintah Malaysia Saatnya Ambil Tindakan Tegas Terhadap Pelaku Kejahatan Lintas Negara.

Penegasan ini Diingatkan Ketua Menteri Sabah, Datuk Seri Mohd Shafie Apdal , kepada media di Kalabakan ,Tawau , Sabah , (8/12/2018).

Penegasan ini juga dirilis The Borneo Post, edisi 9 Des 2018, yang menggambarkan ketegaran Ketua Menteri agar persoalan ini benar benar ditangani secara serius dengan melibatkan negara Malaysia, Indonesia dan Filipina.

Keseriusan penegasan ini diperlihatkan dengan , akan ditindak lanjuti dengan pertemuan pelaksanaan penanganan keamanan tersebut, kerjasama antara pemerintah (G to G).

“Saya (Ketua Menteri Sabah) akan mengadakan pertemuan dengan pihak keamanan hari Senin, 10 Desember 2018 dan ingin agar kegiatan operasi ditingkatkan ,” tegas Datuk Seri Mohd Shafie Apdal, dirilis JNN, Minggu (9/12) malam tadi. Pasalnya karena kejahatan lintas negara sudah jelas-jelas mempengaruhi sektor pariwisata, keamanan masyarakat lokal, dan pekerja asing yang mencari nafkah di Malaysia.

Pemerintah Negeri Sabah meminta Pemerintah Federal , untuk melihat perlunya dilakukan tindakan ofensif memerangi aksi kejahatan perompakan dan penculikan di zona keamanan timur Sabah.

“Warga asing yang bekerja di Malaysia tidak ingin menjadi korban penculikan” tanpa Shafie, seraya menambahkan, kasus perompakan dan penculikan tidak akan terjadi jika kita bersikap defensif. Menurutnya, sudah waktunya Malaysia untuk bersikap ofensif.

Seperti diberitakan sebelumnya, 5 Desember 2018 , sekelompok kawanan bersenjata api dengan speed bot mencoba perampokan kapal tongkang Magtrans II di perairan Terumbu Pegasus Kinabatangan Sabah. Aksi tersebut gagal, namun kapten kapal Megatrans terluka akibat tembakan senjata api yang dilepas kawanan pelaku ketika mencoba masuk kedalam kapal.

Ternyata aksi itu hampir waktu yang bersamaan, sebuah kapal nelayan terdaftar di Sabah ditemui aparat keamanan di lokasi yang berdekatan. Bahkan keterangan sebelumnya ada empat dilaporkan hilang. Tapi seorang diantara batal melaut sehingga pihak otoritas menyebut tiga orang awak kapal nelayan tersebut (WNI) dilaporkan menjadi korban penculikan kawanan yang berasal dari wilayah Filipina Selatan.

Kepastian tiga korban penculikan dibenarkan Pesuruhjaya Polis Sabah, Datuk Omar Mammah [ Kapolda. RED] hanya tiga nelayan yang dipercayai hilang dan bukan empat seperti yang dilaporkan sebelumnya. Ketiga nelayan ini lain yang hampir bersamaan dengan upaya perampokan kapal tunda Mantran 2, yang Kaptennya tertembak. Sedang 13 kru terdiri daripada dua warga Malaysia dan 11 warga Indonesia dinyatakan selamat.

Penculikan sebelumnya, pada 11 September lalu, dua lelaki yang juga kru bot nelayan WNI (asal Majene Sulawesi Barat) diculik sekumpulan lelaki di perairan Pulau Gaya Semporna dalam kejadian kira-kira pukul 12.30 tengah malam.

Kedua-dua mangsa berusia 30-an sedang menangkap ikan di perairan. Nasib kedua nelayan asal Bugis Majene itu, hingga kini belum diketahui keberadaannya. Meski pihak penyandera diduga kelompok Abu Sayyab Philipina Selatan ini pernah meminta tebusan MR 4 juta
atau sekitar Rp 15.400.000.000. (RM 4 Juta x Rp 3.850).

Sebelum diatas kelompok bersenjata ini juga penculik 8 Desember 2016 para perompak berhasil ditembak tiga penculikan dan dua ditangkap di perairan Semporna, meski kabar ini tidak dirilis siapa -siapa korban penculikan selain di sebut asal Indonesia dan Malaysia. (TWU/KK/ TBP/JNN-NAS).