Pemangku Adat Masyarakat Uraso “Geram” kepada Polres Palopo Tangani Kasus Pembunuhan Feni Enre Seperti Kura-kura

ONLINELUWURAYA.CO, PALOPO — Kasus pembunuhan Feni Enre yang sementara ditangani oleh Polres Palopo kembali menuai sorotan tajam dari Pemangku Masyarakat Adat Uraso di Kepangeresan Kecamatan Bastem.

Bagaimana tidak keluarga besar Feni Enre ini termasuk dalam rumpun keluarga besar Masyarakat Adat Uraso

“Kinerja Polres Dipertanyakan sudah setahun dilapor oleh Keluarga belum juga diselesaikan. Kami geram melihat kinerja Polres Palopo seperti itu,” ujar Pemangku Masyarakat Adat Uraso, Edward Ratu saat di temui di kediamannya, Kamis (6/3/2025) sore

Edward menegaskan jika belum ada perkembangan siapa dibalik pembunuhan anak/kemanakan kami Feni Enre maka dia akan pimpin langsung untuk turunkan warga adat Masyarakat Uraso di Polres Palopo

“Saya sendiri yang akan memimpin langsung turunkan warga masyarakat adat Uraso ke Mapolres Palopo,” geramnya.

Sekedar diketahui kasus kematian Feni Ere gadis cantik asal Kota Palopo, Sulawesi Selatan masih menjadi misteri. Korban hilang selama kurang lebih setahun dan ditemukan tinggal kerangka dekat wisata air terjun Batudewa, di jalan batas Palopo-Toraja.

Informasi yang dirangkum, Feni Ere dinyatakan hilang pada 25 Januari 2024. Keluarga secara resmi telah melaporkan kasus hilangnya korban ke Polres Palopo pada Jumat 26 Januari 2024. Feni merupakan anak pertama dari pasangan Parman dan Indrawati. Dia lahir pada 20 Februari 1997.

“Saat Bapak buka ventilasi lalu buka pintu dari dalam. Saat cek ke rumah di kasur ada darah. Kami mengira Feni sakit sebab tahun lalu pernah ada riwayat sakit kekurangan HB. Bapak sampai cek ke seluruh rumah sakit di Palopo tapi tidak ada lalu cek ke tempat kerja Feni,” ucap salah satu sanak keluarga AlmarhumahFeni Enre kepada salah satu media beberapa waktu lalu.

Karena tak ditemukan lalu dicek kembali kondisi kamar dan ditemukan ada noda darah di dinding dan kaca hias dalam kondisi pecah.

“Dari situ muncul pikiran jangan-jangan kenapa-kenapa. Lalu Bapak ke rumah Om di sebelah dan lapor polisi,” katanya.

Dari Kronologis tersebut Pemangku Adat Masyarakat Uraso Edward Ratu mempertanyakan kinerja polisi saat itu bahwa dengan ditemukannya darah di kamar Almarhumah itu bisa menjadi petunjuk awal untuk mengungkap siapa dibalik pembunuh Feni Enre.

Hingga berita ini dimuat kurang lebih 16 saksi yang sudah diperiksa oleh penyidik Polres Palopo. (*)