ONLINELUWURAYA.COM – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengaku baru tahu bahwa situs resmi Dewan Pers dan Kejaksaan Agung diretas. Menurut dia, bisa jadi itu merupakan upaya defacing terhadap kedua situs tersebut.
Rudiantara mengatakan, akan mengomunikasikan secepatnya untuk mencari jalan keluar atas persoalan itu.
“Saya baru tahu ada yang defacing,” kata Rudiantara di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (31/5).
Dia mengatakan, defacing itu biasanya upaya peretasan di halaman depan website saja. Sehingga orang tidak bisa masuk ke dalam untuk menelusuri website tersebut. “Gangguannya banyak itu,” tegasnya.
Dia mengatakan, situs harus dijaga. Sudah ada standar-standar untuk menjaganya. “Mencegah sebetulnya tidak bisa 100 persen juga, tapi memitigasi sampai serendah mungkin kemungkinan terjadi serangan,” kata Rudiantara.
Menurut Rudiantara, ini bukan hanya tugas Kominfo mencari siapa pelakunya. Namun, butuh bersama-sama untuk mencari pelakunya.
Seperti diberitakan, situs resmi Dewan Pers, www.dewanpers.or.id, diretas pihak tidak bertanggung jawab pada Rabu 31 Mei 2017. Situs tersebut saat ini sudah tidak bisa diakses lagi.
Pada halaman situs terdapat lambang burung garuda berwarna merah dengan sayap rusak. Latar belakang halaman muka berubah menjadi hitam. Peretas beridentitas M2404, menuliskan pesan panjang:
“Ketika garuda kembali terluka karena provokasi makhluk durjana. Ketika semboyan Bhineka Tunggal Ika kembali terabaiakan karena aksi oknum yang mengatasnamakan agama. Ketika ayat-ayat suci jadi bahan perdebatan oleh orang-orang yang merasa memiliki surga.”
“Ketika perjuangan pahlawan kemerdekaan sudah dilupakan begitu saja oleh mereka yang merasa paling berjasa. Tolong hentikan semua perpecahan ini, Tuan. Negaraku, bukan negara satu agama atau milik kelompok perusak adat budaya, juga bukan milik satu golongan. #damaindonesiaku #jayalahbangsaku.
Pada saat yang sama, laman resmi Kejaksaan Agung Republik Indonesia atau www.kejaksaan.go.id, juga diretas. Hacker mengubah seluruh tampilan dan isi situs dengan gambar Harley Quinn, tokoh perempuan dalam film Suicide Squad. Harley Quinn adalah tokoh fiktif yang berperan sebagai psikiater yang jatuh Cinta kepada pasiennya sendiri, Joker. Cinta buta Harley mengubahnya menjadi pelaku kriminal.
Dengan latar belakang hitam, peretas juga menulis tentang perpecahan. “We were alla Indonesians, untill race disconected us. Religion separated us. Politics divided us.”
Kali ini, peretas mencantumkan beberapa identitas dalam situs. Di antaranya, “Tanpa Bicara”, dan “rebels.” Hingga pagi ini, situs Kejaksaan dan situs Dewan Pers tak bisa diakses. (Fajar/jpnn)