ONLINELUWURAYA.CO, LUWU UTARA —Inovasi Si Dora Eman (Sistem Informasi Donor Darah Efektif dan Aman), berhasil lolos seleksi administrasi Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tingkat Nasional melalui Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) Kementerian PAN-RB.
Lolosnya inovasi Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara pada tahapan seleksi administrasi ini melengkapi dua inovasi Luwu Utara lainnya yang juga lolos seleksi administrasi KIPP Sinovik, yaitu Japri Ka Bos (Dinas Pendidikan) dan Pojok BISA (Dinas Pertanian).
Inovator Si Dora Eman, Andi Bahtiar, tak menyangka inovasinya bisa lolos tahapan awal. Inovasi ini, kata dia, adalah inovasi yang dijalankan secara tim. “Awalnya tim kami kurang semangat maju ke tingkat nasional,” ungkap Bahtiar, Selasa (10/5/2022), di Masamba.
Namun ia bersyukur, keterlibatan Tim Pelaksana Warkop Indah dalam memberikan motivasi dan dorongan semangat kepada Tim Inovasi Si Dora Eman, mampu membuat semangat mereka kembali membuncah dan berhasil melakukan submit proposal di aplikasi Sinovik.
“Setelah Coaching Penyusunan Proposal yang difasilitasi Tim Pelaksana Warkop Indah, kami kembali bersemangat untuk membenahi proposal, termasuk memperbaiki video yang durasinya menjadi persyaratan mutlak dalam penilaian proposal nantinya,” kata dia.
“Alhamdulillah, tepat pukul 23.56 WITA, proposal bisa ter-submit di aplikasi Sinovik,” terangnya. Apa sih keunikan dari inovasi ini? Pria yang akrab disapa Thiar ini menyebutkan, inovasi Si Dora Eman menggunakan pendekatan dengan sistem aplikasi untuk mengarsipkan data donor darah agar lebih efektif dan aman.
“Aplikasinya sih sangat sederhana, tapi sangat efektif diterapkan di tengah pandemi COVID-19,” imbuhnya. Kata dia, sebelum pendonor datang ke Unit Transfusi Darah (UTD) terlebih dahulu petugas menghubungi calon pendonir melalui aplikasi.
Menariknya, proses screening awal bagi calon pendonor juga dilakukan melalui aplikasi Si Dora Eman untuk memastikan apakah calon pendonor memenuhi syarat untuk melakukan donor darah atau tidak, sehingga pendonor betul-betul terseleksi dengan ketat.
“Ini juga dalam rangka untuk mengurangi kontak langsung pendonor dengan petugas kita di lapangan,” jelasnya. Setelah screening awal, maka pendonor yang dinyatakan memenuhi syarat bisa langsung dijemput petugas atau datang sendiri ke UTD.
“Jadi pendonor yang siap, kita tawarkan dijemput atau datang sendiri,” tandasnya. Untuk diketahui, inovasi ini juga sangat membantu petugas transfusi darah dalam menjaga ketersediaan darah untuk masyarakat yang sangat membutuhkan. (**)