Ketua JOIN Sulsel Dapat Penghargaan Certificate of Excellence dari UIT

ONLINELUWURAYA.COM,MAKASSAR —Rifai Manangkasi, Ketua Jurnalis Online Indonesia (JOIN) Sulsel memperoleh penghargaan berupa sertifikat dari Rektor Universitas Indonesia Timur (UIT), Prof. Dr. Basri Wello, MA dinihari tadi (25/9)

Penghargaan sertifikat excellence ini diberikan setelah ikut andil menuangkan pendapat/ perspektif peran media di pesta demokrasi 2019.

Rifai Manangkasi bersama Erwin Kallo (praktisi hukum), Alfri LC (praktisi ilmu filsafat) dan Abdul Hafid (Komisiiner Bawaslu Makassar pada Diskusi Demokrasi bertajuk Pilpres 2019 Dalam Persfektif Hukum, Filsafat dan Sosial.

Ia berhasil memaparkan perspektif sosial soal peran media pada Pilpres 2018.

“Media diharapkan tidak netral dan harus independen dalam memberitakan tahapan-tahapan Pilpres, “ujar Wahyudin, Wakil Sekretaris JOIN Sulsel yang ikut dalam dialog tersebut.

Rifai, ujar Wahyudin mengibaratkan media pada posisi kendaraan bermotor.

“Media tidak boleh pada posisi N (netral) harus masuk gigi satu dan terus tancap gas mencerdaskan pemilih dalam menentukan pilihan, “tambah Yudi.

Lanjut dikatakan, jurnalis (media) harus berada diposisi independen tanpa campur tangan pihak lain dengan mematuhi aturan dan kaidah jurnalistik.

“Media tak bisa mempraktekkan politik belah bambu dengan menginjak calon tertentu dan mengangkat calon lain, “ujar Yudi menirukan paparan Rifai.

Dikatakan Yudi, Ketua Join Sulsel berhasil menjawab sedikitnya enam pertanyaan peserta dialog dan memberikan pemahaman secara praktis.

“Paradigma peserta bisa berubah soal peran jurnalisyang selama ini jadi pemahamannya, “tambah Yudi lagi.

Diakhir keterangannya, Yudi juga menyampaikan kritikan Rifau terhadap profesi jurnalis yang banyak digeluti oknum yang tidak memiliki kompotensi.

“Profesi ini telah dirusak oknum penumpang gelap yang tiba-tiba menjadi jurnalis bahkan menjabat pemimpin redaksi tanpa memiliki kompetensi, ” ujar Yudi. Tapi, tidak sedikit jurnalis baik dan cerdas khususnya di JOIN, tambah Yudi lagi, masih menirukan penjelasan Rifai. (*)