ONLINELUWURAYA.CO, LUWU — Maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi di Kabupaten Luwu membuat Lembaga Informasi dan Pendampingan Masyarakat (LINPER) angkat bicara
Koordinator Advokasi LINPER, Muh Rifky mendesak kepada Pemkab Luwu dalam hal ini Bupati Luwu agar copot segera Kadis kesehatan.
Rifky dengan tegas menyatakan akan menggelar aksi dengan membentangkan poster yang berisi tuntutan terkait maraknya kasus kekerasan seksual di kabupaten Luwu.
“Kabupaten Luwu saat ini menduduki peringkat ke-2 tertinggi terkait kasus pelecehan seksual, Menyikapi hal itu, kami mahasiswa/i wija to Luwu tidak akan berdiam diri,” ujar Rifky
Rifky mengatakan pihaknya memiliki komitmen dengan apa yang menjadi tanggung jawab moral sesuai hasil konsolidasi, sejak beberapa tahun, kabupaten Luwu telah dikenal dengan maraknya tindakan kasus pelecehan sehingga dengan ini secara kelembagaan meminta untuk Kepala Dinas kesehatan Wajib diberhentikan (COPOT).
“Bukan hanya menyoal pada kasus pelecehan seksual, dinas kesehatan beberapa tahun kemarin menggunakan anggaran belanja serta kebutuhan lainnya namun hingga saat ini penggunaan anggaran tidak jelas dan tidak transparansi, Juga kepada Direktur RS Batara guru yang hingga hari ini selalu berpihak kepada oknum pelaku, seakan akan mereka itu memberi perlindungan terhadap pelaku, Seperti dengan yang baru-baru ini terjadi pada RS Batara guru (LIBANI BELOPA), adapun Oknum pelaku seorang Dokter Gigi,” ungkapnya melalui releasenya, Sabtu (26/7/2025)
“Kembali saya sampaikan kepada Pimpinan daerah kabupaten Luwu agar segera mencopot Kadinkes, memberikan penanganan khusus dan segera melahirkan ruang Aman kepada korban.” tambahnya.
Dikatakan, terduga pelaku kekerasan seksual hanya mendapat Surat untuk pemberhentian sementara selama kasus ini masih berproses, disini bukti cacatnya pihak RS dan kadinkes yang mengeluarkan SK tanpa melalui advokasi terlebih dahulu, dimana oknum dokter cabul tersebut bukan baru pertama kali ini melakukan tindakan tidak terpuji itu. kasus oknum dokter ini sudah banyak beredar dari tahun ke tahun. Itu bisa di liat dari laporan masyarakat dan media online.
“Saya melihat adanya kepandaian Kadis Kesehatan Luwu dan pihak RS Batara Guru, untuk tidak ingin terjebak pada laporan sehingga mereka menegaskan pihaknya menunggu hasil dari pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak terkait. Pihaknya menyebut, untuk saat ini belum mengetahui jika sudah terjadi kasus yang sama sebelumnya dengan oknum sama. Oleh karena itu, kami menunggu hasil tim investigasi bertujuan mengungkap peristiwa secara detail,” pungkasnya.
Muh Rifky selaku koordinator Advokasi LINPER, mengatakan aksi yang akan dilakukan bersama mahasiswa/i adalah langkah terakhir untuk menyampaikan kepada mereka tentang kebobrokan. Dilakukannya langkah ini sebagai upaya pencegahan atas adanya dugaan perilaku pelecehan seksual oleh oknum dokter.
“Kami, para mahasiswa menuntut pemerintah daerah kabupaten Luwu. Segera memerangi praktik kekerasan seksual. Sehingga, para masyarakat saat menjalani keseharian merasa aman,” terang Rifky.
Diakuinya, aksi ini akan dilakukan apabila Kepala Dinas kesehatan belum di copot.
“Kami secara kelembagaan tidak akan bermain main dengan hal ini, kami sekali lagi tegaskan akan hadir di halaman Kantor Bupati kabupaten Luwu serta memboikot kantor dinas kesehatan, sebelum memperlihatkan secara Transparansi penggunaan anggaran dan kondisi masyarakat saat ini cemas dengan maraknya kasus pelecehan dan yang lainnya,” cetus Rifky
Rifky juga menyampaikan kepada pihak pimpinan daerah kabupaten Luwu agar memberikan perhatian khusus kepada kasus ini, agar bisa terselesaikan dengan cepat, serta segera menghadirkan ruang Aman kepada korban, Dan untuk pihak kepolisian polres Luwu mesti betul-betul lebih serius dalam memberikan hukuman kepada oknum Dokter.
Hingga berita ini dimuat, Kadis Kesehatan Luwu tidak mengangkat hp dan membalas WA. (Rls/*)