ONLINELUWURAYA. COM, LUTIM — Terduga teroris Bakry alias Baroncong yang ditangkap detasemen khusus (densus) 88 antiteror di dusun Bakara, desa Timampu, kecamatan Towuti, Luwu Timur , ternyata bukan warga setempat.
“ Dia (terduga teroris) itu tak pernah melaporkan keberadaannya di sini (dusun Bakara).Apalagi terdaftar sebagai penduduk Timampu,”ucap Naharuddin, kepala dusun Bakara yang dikonfirmasi wartawan, Rabu (25/10/2017) siang tadi.
Menurut Naharuddin, sejak maraknya perkebunan merica di Towuti memang banyak warga pendatang yang bekerja di daerahnya. “ Ada beberapa orang luar yang melaporkan kedatangannya jika mau bekerja di perkebunan merica. Namun kalau dia (Bakry) kami sama sekali tak pernah menerima laporannya jika ikut bekerja di desa kami,” tambahnya.
Dari penelusuran onlineluwuraya.com, diketahui terduga teroris Bakry mulai tinggal di dusun Bakara sejak tahun 2016 dan menempati salah satu ruangan di pondok pesantern Darul Hijrah.
“ Saat pertama kali ke sini alasannya cari kerja. Kalau tidak salah sebelum Idul Adha tahun 2016 lalu,” kata salah seorang pengurus Ponpes Darul Hijrah.
Sejak saat itu lanjutnya, Bakry dipekerjakan salah seorang pemilik kebun merica di Timampu.
“ Tak ada gelagat dan aktivitas mencurigakan pada diri Bakry sejak bekerja sebagai pekebun. Aktivitasnya berjalan normal,” katanya.
Sementara itu, istri Bakry, Dralima, yang ditemui Wartawan tidak mengetahui sama sekali jika suaminya terlibat dalam jaringan terorisme.
“ Sama sekali saya tak tahu aktivitas bapak yang diduga terlibat aksi terorisme hingga kami dikarunia 5 orang anak,” tutur Dralima.
Dari pengakuannya, Dralima, kaget ketika dibawa ke kantor polisi di Malili untuk dinterogasi sekaitan aktivitas suaminya selama ini.
“ Saya tak pernah membayangkan jika bapak terlibat aksi kejahatan terorisme. Kalaupun dihukum biarlah hukumannya ringan. Saya berharap bapak bisa kembali berkumpul dengan keluarga,” kunci Dralima.
Terduga teroris ini sudah dibawa densus 88 Ke Polda Sulsel dan lanjut ke Mabes Polri.(AR)