Begini Sikap Cakka Menyikapi Gejolak Internal Partai Golkar

ONLINELUWURAYA.COM ,BELOPA — Bupati Luwu, Andi Mudzakkar tetap memperlihatkan sikap santun dan dingin dalam menghadapi gejolak di internal Partai Golkar. Termasuk munculnya kritikan keras dan berita hoax atas surat pengunduran dirinya di media terakhir ini.

Melalui sebuah release yang dikirimkan juru bicaranya, Taslim Sahmad  ke Redaksi Onlineluwuraya
Com, bupati dua periode itu mencoba meluruskan informasi di media yang seakan menghakiminya. Dengan santai Taslim  menjelaskan bahwa fakta sebenarnya adalah terakhir Cakka memimpin rapat pada tanggal 1 Juli bukan tanggal 4 Juli. Itu dilakukan agar menjaga kesolidan pengurus.

“Bahwa terkait dengan pengunduran diri, Cakka memang jauh-jauh hari sebelum ramadan sudah rencana mengundurkan diri. Hanya saja baru tertuang dalam tulisan setelah tanggal 3 Juli itu. Persoalan kapan diserahkan ke DPD I, itu hanya teknis waktunya saja karena ini persoalan jarak. Surat itu sudah jadi sebelum muncul polemik di media tentang pencopotan itu. Masalah dicopot sebagai ketua bagi kami tidak ada masalah, bahkan dicabut pun jadi kader no problem.

Konsekuensi apapun kami siap tanggung resiko. Cuma beliau tetap menghormati dan menghargai partai sehingga tidak blak-blakan ke umum. Biar bagaimana kita harus saling menghargai. Meskipun ada pilihan atau sikap yang berbeda dalam organisasi,” tutur Taslim, dalam releasenya,Minggu pagi,  (9/7/17).

Taslim juga menepis informasi yang menyebutkan bahwa telah melakukan pembohongan publik karena setahunya sampai tertanggal 8 Juli 2017, dirinya juga belum menerima SK pemecatan.
Hanya ramai diberitakan di media lewat keterangan Jubir Golkar.

“Berbeda dengan kami yang mana surat kami sudah masuk ke DPD I dan diterima langsung Pak Roem dan Arfandi,” jelasnya.

Sementara itu, menyikapi pernyataan seorang pengamat politik yang juga putra Tana Luwu, yakni Aswar Hasan terkait keputusan keluarga, yang benar dan faktanya adalah itu pernyataan Buhari Kahar Muzakkar di salah satu media pada hari Kamis tanggal 8 Juli. “Kita hargai sikap saudara Pak Aswar. Hanya saja, saudara Aswar Hasan sendiri tidak hadir di pertemuan itu. Sehingga sangat disayangkan jika dia hanya mencatut saja. Sebab, sikap itu menimbulkan pertanyaan bahwa bisa saja dia tim sukses salah satu pasangan calon yang dibungkus sebagai pengamat,” kata Taslim.

Untuk itu, harap Taslim, dalam mewujudkan Pilkada yang cerdas, sehat dan damai, diharapkan agar seluruh elemen masyarakat menjunjung tinggi semangat pancasilais. Yakni, saling menghargai satu sama lain sebagai putra bangsa. (Rls)