ONLINELUWURAYA.COM, LUTIM — Salah satu penyebab Banjir terparah beberapa waktu lalu di beberapa desa di Kabupaten Luwu Timur selain tingginya curah hujan, juga adanya pembalakan liar atau adanya perusahaan tambang yang beroperasi secara legal.
Hal ini diungkapkan salah satu aktivis Lembaga Advokasi Hak Asasi Manusia (LAKHAM ), Geby.P kepada Onlineluwuraya.com, Jumat (3/5/2019).
“Salah satu perusahaan tambang yang diduga penyebab Banjir di Desa Ussu, Kabupaten Luwu Timur dikarenakan adanya aktivitas perusaan PT. PUL yang mana melakukan penebangan pohon di atas gunung dan tidak melakukan penanaman kembali atau reboisasi. Harusnya pihak terkait dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup memberikan teguran keras atas kejadian ini, bukankah dalam setiap penambangan ada aturan yangg mengikat akan hal itu salah satu bunyi dlm aturan atau UUD pertambangan yang tertuang dalam satu pasal bahwa ketika ada salah satu yang tidak dilaksanakan oleh perusahaan maka wajib tambang tersebut di tutup atau di hentikan,” ungkap Aktivis Perempuan yang vokal ini.
Kejadian ini adalah bukti bahwa di daerah kabupaten Luwu Timur telah terjadi pembalakan liar yang mana pihak terkait di anggap tutup mata akan hal ini dan ini sama sekali tidak bisa di biarkan, jangan rusak Alam yg telah di ciptakan oleh Tuhan yang dampaknya akan kembali ke masyarakat.
“Ini merupakan kado terindah buat Luwu Timur di HUT nya dan teguran dari sang Pencipta,” kuncinya.
Sementara itu Pengurus HMI Bidang PSDA atau Wasekjend Eksternal, Muhamad Ikram Palesa mengungkapkan pembalakan liar dari perusahaan tambang itu ke depannya bisa mendatangkan bencana tidak hanya banjir, bencana lainpun akan datang
“Banjir dan longsor itu akan menjadi langganan. Mesti harus ada kesadaran, kalau tidak dimulai dari sekarang bencana siap datang kapan saja,” ungkap Ikram
Tidak hanya di duga penyebab banjir, beberapa waktu lalu warga Desa Ussu dan pengendara jalan mengeluhkan aktivitas PT PUL (Prima Utama Lestari ) yang menggunakan jalan Nasional yang hingga saat ini diduga belum memiliki ijin perlintasan.
Hingga berita ini diturunkan pihak PT. PUL yang di konfirmasi mengenai hal ini belum ada tanggapan. (AL)