ONLINELUWURAYA.COM,PINRANG — Porda XVI Pinrang tercederai dan melemahkan jiwa patriotisme kalangan insan olahraga,bagaimana tidak,bertanding dalam sebuah kompetisi olahraga yang di anggap bahwa sportifitas yang paling dijunjung tinggi serta penilaian keputusan profesional yang telah ditetapkan malah keluar dari koridornya.
Hal ini merupakan curhatan Ketua KONI Palopo,Haerul Salim kepada panitia Lokal,Pengda Provinsi ISSI,Koni Sulsel dan tim delegasi di Pantai Barambombang,Pinrang,Sabtu (29/9/2018).
PORDA,sepekan melalui dan melewati Ajang bergengsi yang rutin dilaksanakan 4 Tahunan Sekali harusnya konsisten dan komitmen dalam mengambil peradilan keputusan dalam menentukan siapa yang mendapat medali untuk menjadi JUARA pada pertandingan di setiap cabornya.
Bagaimana tidak,ISSI cabor balap sepeda dalam menentukan juara,hanya karena kelalaian atlet sendiri asal dari Pare-oare yang notabenenya pemain bayaran profesioanal dari Jawa tidak mengetahui kalau masih ada satu putaran lintasan,yang mana pada saat itu atlet gowes palopo pada lintasan terakhir melewati atlet pare pare sehingga atlet Palopo lebih duluan memasuki finish.
Walhasil,keputusan dewan juri dan penilai lomba kategori Sircuit Rest Putra 40K.memberikan toleransi untuk menjadi juara bersama ( Medali Emas Bersama ).
“Sungguh miris dan naif,baru kali ini saya melihat,mendengar,merasakan kejadian seperti ini,yang seharusx Atlet Gais palopo yang tunggal sendiri mendapatkan emas,”ungkapnya
Perlu diketahui bahwa ketika atlet pare pare cabor ISSI mendapatkan emas,akan mempengaruhi perolehan peringkat Kota Palopo di urutan 5 besar perolehan peringkat Kota Palopo di urutan 5 Besar.
Sementara itu Ketua Harian KONI Palopo ,M.Sam Ridwan menambahkan kami akan ultimatum ke tekhnical delegate balap sepeda yang tidak mengacu pada aturan ini dan sudah menyalahi AD/ART Koni.
“Pengambilan keputusan yang tidak berdasarkan hasil keputusan rapat anggota yang merupakan forum tertinggi.Palopo sangat mencela sikap -sikap arogan dan tidak profesional seperti ini.
Ia menambahkan tidak perlu lagi ada rapat rapat koni jika semua keputusan pada akhirnya di tentukan oleh goresan tinta hitam tandatangan gubernur
“Ke depan penentuan tuan rumah bahas saja di kediaman pribadi gubernur, tidak usah di bahas di rapat anggota karena toh akhirnya akan kembali lagi ke gubernur,. Kata lainnya, maaf. Ero ero na gubernuurr,”kesalnya.(TIM)