ONLINELUWURAYA.CO, LUWU UTARA — Kendati masa tanggap darurat di Kabupaten Luwu Utara bakal berakhir besok, Minggu (7/6), Bupati Indah Putri Indriani menegaskan, tatanan hidup baru atau dikenal dengan “New Normal Life” bukan berarti pelonggaran terhadap protokol kesehatan.
Hal itu disampaikan Bupati Indah saat membuka secara resmi Apel Edukasi dan Penyemprotan Disinfektan Fasilitas Umum, Rumah Ibadah, dan Perkantoran oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Luwu Utara, Sabtu (6/6) di halaman Rujab Bupati.
“WHO telah menetapkan bahwa masker for all/masker untuk semua, termasuk dalam tatanan hidup normal yang baru nantinya. Kemudian jaga jarak, juga tersedianya tempat cuci tangan pakai sabun. Ini adalah prasyarat mutlak dalam pelaksanaan tatanan hidup baru. Hal-hal inilah yang akan kita edukasi kepada masyarakat.
Terlebih, dari laporan Dinas Kesehatan, RO kita itu sudah di bawah angka 1, artinya Luwu Utara sudah siap untuk melaksanakan tatanan hidup normal yang baru. Tetapi dalam uji coba yang kita lakukan, ternyata banyak yang salah paham, dan menganggap bahwa new normal adalah pelonggaran protokol kesehatan,” kata bupati yang karib disapa IDP ini.
Secara internal, lanjut IDP, untuk aktivitas ekonomi; perdagangan, jajaran Pemda telah meminta kepada SKPD teknis kerjasama dengan instansi terkait termasuk TNI POLRI untuk berkeliling memberi edukasi.
“Sekaligus menyampaikan bahwa kalau new normal life sudah ditetapkan untuk dilaksanakan, artinya siapapun yang tidak mengikuti regulasi, ada konsekuensinya antara lain aktivitas ekonominya kita hentikan sementara, sampai yang bersangkutan memenuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
Untuk itu saya berharap bahwa istilah ‘New Normal Life’ tidak disalahartikan sebagai pelonggaran protokol kesehatan, sehingga dapat memicu pertumbuhan kasus. Kita belajar dari banyak negara yang lebih awal misalnya Jepang, Cina, Korea Selatan, padahal kalau kita pikir mereka cukup disiplin, tapi ada saja yang memahami bahwa new normal berarti pelonggaran protokol kesehatan, sebab itu yang terjadi justru peningkatan kasus. Kita tidak berharap itu terjadi di Luwu Utara. Kita beruntung tidak menjadi Negara gelombang generasi pertama, kita ini gelombang kedua yang terkena dampak dari penyebaran covid-19, artinya kita harus lebih siap, karena kita bisa belajar dalam banyak pengalaman negara-negara yang telah melakukan tatanan hidup normal lebih dulu,” pinta IDP, yang juga Ketua PMI Luwu Utara.
Kepada para relawan dari semua instansi, IDP berharap banyak bahwa dengan peran serta semua pihak, semakin banyak masyarakat yang mendapat informasi yang benar terkait tatanan normal baru.
“Kita tentu berharap dengan upaya yang kita lakukan, keselamatan masyarakat kita ini tetap dapat kita lindungi, minimal orang-orang yang kita kasihi, para sahabat, tetangga, dan teman kerja kita,” tutur bupati perempuan pertama di Sulsel ini. (*)